Langsung ke konten utama

Keajaiban-Keajaiban di Kampus

2010 s.d 2014

Saya lulus kuliah 27 September 2014. Sedikit informasi bahwa bisa bekerja di sebuah kantor konsultan baik itu konsultan pajak atau akuntan publik itu bagi mahasiswa saat itu adalah sesuatu yang sangat membanggakan. Terlebih mendapat sebuah pekerjaan tepat 1 hari setelah satu minggu wisuda itu, Amazing banget. Tetapi sebelum saya menceritakan bagaimana begitu mudahnya saya bisa diterima bekerja langsung setelah saya lulus adalah karena cerita-cerita seru yang saya rajut saat kuliah dulu.

            Saat kuliah saya juga bekerja di kampus sebagai penjaga kantin. Malu? Jujur nggak. Kenapa? Karena kantin yang saya jaga saat itu beda dengan kantin lainnya. “Kantin Kejujuran” kami menyebutnya. Saat menata jajan-jajan beraneka ragam di fakultas saya sering melihat kakak-kakak kelas yang menjadi asisten dosen riwa-riwi diskus ini dan itu dengan dosen mereka. Saya jujur sebenarnya iri dengan kakak-kakak kelas yang menjadi asisten dosen akuntansi saat itu. Jadi Asisten Dosen itu keren dimana kamu bakal punya banyak kenalan, dapat penghasilan tambahan buat jajan atau beli buku kuliah, terkenal di kalangan dosen, dan terlihat kece karena saat itu kamu tidak dipandang sebelah mata oleh teman mu. “Ciye asisten dosen, rek”. Hehehe....

            Saya tahu diri kalau otak saya nggak secerdas kakak-kakak asdos itu. Pengetahuan akuntansi saya juga jauh di bawah kakak-kakak tersebut. Lalu bagaimana caranya saya bisa menjadi asdos tanpa harus expert banget sama ilmu akuntansi? Bisa kah saya tetap menjadi asdos yang bersinar seperti mereka dengan ilmu yang pas-pasan ini?

            Jatuh bangun iya. Pertama saat ditolak oleh bapak dosen saat mengadakan sayembara asisten dosen salah satu mata kuliah. Kedua saat mengajukan beasiswa berprestasi tingkat fakultas (nekat-padahal nggak punya prestasi apa-apa yang menonjol-piala apalagi piagam kejuaraan aja nggak punya) dan hasilnya jelas beasiswa ditolak. Tapi Allah Maha Pengasih kan ya? Mungkin karena terlihat melas, salah satu dosen yang akrab juga nggak tiba-tiba menawari saya beasiswa lain yaitu mahasiswa magang. Gila banget saat tahu bahwa saya adalah mahasiswa termuda yang mendapat beasiswa tersebut. Sampai-sampai petugas di kantor pusat universitas berkata “mbaknya semester tiga kok bisa dapat beasiswa? Nggak boleh harusnya, beasiswa itu diperuntukkan hanya untuk mahasiswa semester lima ke atas”, dan saya pun cuma bisa jawab sambil cengar-cengir nggak jelas.

            Dari sanalah saya merasa menjadi mahasiswa yang beruntung. Bagaimana dengan cita-cita saya menjadi asdos? Jelas masih menjadi prioritas lah. Berawal dari menjadi mahasiswa yang magang di kantor fakultas saya jadi bisa kenal dengan banyak dosen. Banyak diskusi tentang mata kuliah dan satu hal yang baru saya sadari bahwa saya memiliki kelebihan dalam berkomunikasi - presentasi – menjelaskan sesuatu dengan sangat baik. Orang boleh pandai tapi tidak semua orang pandai juga bisa menjelaskan sesuatu dengan sangat baik.

            Semester 7 dan 8 saya menjadi asisten dosen untuk satu mata kuliah perpajakan sekaligus menjadi asisten jurusan selain menjadi mahasiswa aktif. Dua orang dosen yang wonder women dan baik hati yang pernah saya kenal karena bersedia menampung saya saat itu di kantor, di kampus, di lab dan dimana saja mereka berada maka kemungkinan besar kalian juga akan menemukan saya saat itu.

            Sempat berfikir sekarang tahun 2017, flashback ke masa itu “kok bisa ya saya seaktif itu dulu? gimana caranya ya saya bagi waktunya? Dan yang paling keren kok bisa saya berada di situasi tersebut (mendapatkan lebih dari apa yang saya harapkan)? Dari sanalah saya sadar bahwa setelah penolakan saya yang pertama oleh bapak dosen, saya bilang ke diri saya sendiri kurang lebih seperti ini:

 “oke hari ini saya ditolak, tapi saya yakin besok akan ada dosen lain yang menerima saya yang beliau bisa melihat kemampuan saya yang tidak bisa orang lain lihat. Saya akan berusaha seiklhas dan semau saya, sejadi diri saya apa adanya, tanpa perlu menjaga image mahasiswa baik, karena saya dari hati yang terdalam sudah punya niat baik dengan menjadi asdos yang tujuannya adalah menambah pengalaman, menambah teman, dan jelas membuat ibu di rumah bangga sama saya”

Setiap malam sebelum tidur saya berdoa dan membiarkan angan ini liar berimajinasi dengan perasaan antusias hal-hal indah apa saja yang saya inginkan akan terjadi besok saat saya bangun tidur. Sama seperti film “the secret” jelaskan. Perlahan namun pasti saya berhasil menggenggam impian saya satu persatu saat kuliah saat itu.
Satu lagi kejadian unik boleh ditiru atau abaikan cerita ini. Seorang dosen bernama Bapak Dj pernah bilang gini di kelas,

“kalau kamu pengen sesuatu #benda, coba deh pegang benda itu lalu ucapkan doa keinginanmu seperti apa”

Ini luar biasa, ada salah satu mobil milik dosen idola saya (beliau perempuan). Beliau itu keren ya prestasinya, ya cara ngajarnya, ya mobilnya juga. Hehehe sampai saat saya pulang kuliah saya sempet nyolek sebentar 1 detik kira2 dan ngucapin sholawat 3x dan bilang gini

“Ya Allah, mobilnya keren banget, ini mobil terkeren yang pernah saya lihat di kampus #civic.... akan lebih keren lagi jika Engkau berkenan memberikan saya kesempatan untuk akrab dengan pemilik mobil ini”

Dan doa itu tetap terlantun meski melihat mobil tersebut melintas di depan saya tanpa saya menyentuhnya. Beliau hadir di kehidupan saya, mengajar di kelas saya, menerima saya untuk membantu beliau menjadi asisten jurusan dan saya betapa beruntungnya saya saat bisa naik di mobil tersebut beberapa kali bersama beliau di kampus dan di surabaya saat itu.

Apakah cerita saya ini berlebihan? Menurut saya terserah pembaca. Intinya saya membuat blog ini adalah untuk mengabadikan kenangan indah saya terhadap moment-moment luar biasa yang pernah saya alami. Di saat saya lelah karena sesuatu hal dan saat membaca kembali blog ini, saya akan ingat bahwa Allah itu Maha mendengar dan akan mengabulkan semua doa hamba Nya, tepat waktu dan di waktu yang tepat dengan caranya yang luar biasa indah.

Komentar